"Mengurai Kesalahpahaman di Tengah Jarak"

 

"Mengurai Kesalahpahaman di Tengah Jarak"



Mira dan Andi sudah menjalin hubungan cukup lama, namun beberapa bulan terakhir mereka harus menjalani hubungan jarak jauh karena pekerjaan. Biasanya mereka selalu menjaga komunikasi, namun kesalahpahaman kecil bisa membuat jarak terasa lebih menyiksa.


Pagi itu, Mira mengirim pesan pada Andi.

“Sayang, aku mau pergi sama teman-teman, ya. Nanti aku kabari lagi!”


Andi melihat pesan itu sekilas saat bangun, tapi merasa terburu-buru untuk pergi bekerja. Dia berpikir untuk membalasnya nanti saja setelah sampai di kantor. Pikirnya, Mira pasti akan mengabarinya jika sudah di tempat tujuan.

Namun, seiring berjalannya hari, Andi tenggelam dalam pekerjaannya dan tak menyadari waktu berlalu begitu cepat. Baru sekitar jam empat sore, saat ia akhirnya bisa membuka pesan, ia terkejut menemukan beberapa pesan tambahan dari Mira.


“Sayang, aku sudah sampai nih, hehe.”

“Lagi apa, kok nggak ada kabar sama sekali?”

“Hmm, apa kamu sibuk banget, ya?”

“Aku udah selesai jalan-jalan nih…”

Pesan terakhir, jam tiga sore, berisi hanya satu kata: “Ok.”


Andi merasa bersalah. Segera, ia membalas pesan itu dengan penuh permintaan maaf.


“Maaf, sayang! Tadi aku sibuk banget di kantor. Nggak bermaksud mengabaikan kamu. Aku kangen banget, tadi cuma mikir kamu pasti aman jalan sama teman-teman. Maaf banget!”


Namun, jawaban itu tidak sepenuhnya memuaskan Mira. Ia merasa seharian ini menunggu Andi yang tak kunjung membalas. Tentu ia mengerti jika Andi sibuk, tapi di hatinya, ada sedikit kecewa. Ia mengira Andi akan bertanya bagaimana kabarnya atau menunjukkan kekhawatiran. Sebaliknya, ia justru merasa diabaikan.

Mereka mencoba meluruskan kesalahpahaman itu lewat pesan, tapi komunikasi yang hanya via teks membuat sulit untuk benar-benar mengungkapkan perasaan. Pada akhirnya, Andi mengungkapkan perasaannya.


“Mira, aku benar-benar minta maaf. Aku nggak mau kita seperti ini, apalagi kita jarak jauh. Mungkin cara kita komunikasi perlu diperbaiki. Aku juga janji bakal lebih perhatian ke kamu, meskipun lagi sibuk.”


Mira membalas dengan jujur, “Aku juga minta maaf, sayang. Aku tadi cuma pengen dicari, pengen kamu tanya-tanya, tapi aku tahu kamu nggak bermaksud seperti itu.”

Setelah pesan-pesan itu, mereka berdua merasa lega, meskipun di hati mereka masih ada sisa rasa rindu yang sulit diredam. Akhirnya, Andi mengusulkan agar mereka melakukan panggilan video malam itu. Mereka berbincang sambil menatap wajah satu sama lain, berbicara lebih dalam tentang perasaan dan kekhawatiran mereka.

Di akhir panggilan, Andi menatap Mira dengan penuh kesungguhan.


“Mira, aku sayang banget sama kamu, dan aku nggak mau ada kesalahpahaman seperti ini lagi. Kamu harus tahu, aku selalu ada buat kamu.”


Mira tersenyum, kali ini perasaannya benar-benar plong. “Aku juga sayang kamu, Andi. Maaf ya, kadang aku terlalu cepat merasa.”


Sejak saat itu, mereka sepakat untuk lebih terbuka dan berusaha memahami satu sama lain, terutama dalam komunikasi. Mereka tahu, menjalani hubungan jarak jauh memang tak mudah, tapi dengan saling percaya dan keterbukaan, hubungan mereka akan tetap kuat.

Komentar

Postingan Populer